Load Balancing dengan metode PCC pada mikrotik



Kali ini saya akan membahas salah satu metode load balancing di dalam mikrotik, pengertian dari load balancing sendiri adalah teknik untuk mendistribusikan beban trafik pada dua atau lebih jalur koneksi secara seimbang, agar trafik dapat berjalan optimal, memaksimalkan throughput, memperkecil waktu tanggap dan menghindari agonize pada salah satu jalur koneksi. selama ini kita beranggapan bahwa jika kita memiliki 2 koneksi dan menggabungkan antara kedua dengan bulk acclimation maka bandwdith kita menjadi 2 kali lebih besar, Hal ini perlu kita perjelas dahulu, bahwa loadbalance tidak akan menambah besar bandwidth yang kita peroleh, tetapi hanya bertugas untuk membagi trafik dari kedua bandwidth tersebut agar dapat terpakai secara seimbang dan maksimal, dan untuk metode pcc adalah salah satu alternatif jika kita ingin menerapakan load balance dimana mikrotik akan mengingat ingat koneksi sebelumnya untuk digunakan

untuk topologi jaringan yang akan digunakan dalam membahas bulk acclimation sesuai dengan judul adalah seperti beriikut :


Yang perlu dipahami dalam melakukan konfigurasi untuk PCC kuncinya adalah "per-connection-classifier=src-address-and-port:" selain itu juga dari sisi pembagian bandwidth dimana harus kita bagi secara merata, semisal dari ISP A kita mendapatkan bandwidth 768 kbps sedangkan pada ISP B kita mendapatkan bandwidth 512kbps, maka agar merata pembagiannya untuk ISP A 256kbps + 256kbps + 256kbps dan ISP B 256kbps + 256kbps sehingga dari pembagian tersebut terdapat 5 koneksi dimana masing-masing bandwidthnya 256kbps, sehingga untuk pembagiannya kurang lebih seperti berikut : 5/0 ,5/1 ,5/2 ,5/3 ,5/4 semoga sampai dengan penjelasan ini kita paham bagaimana cara kerja PCC dengan membagi rata beberapa koneksi sehingga tercipta distribusi bandwidth ke setiap user secara maksimal, langkah selnjutnya adalah kita membuat penandaan untuk semua traffiik menggunakan mangle, tapi sebelum kita membuat penandaan, kita perlu membuat 2 buah rule NAT, jika kita sebelumnya sudah memilik koneksi ke satu provider tinggal kita tambahkan rule NAT dengan action masquerade dimana untuk out-interfacenya di arahkan ke interface ethernet yang mengarah ke provider yang kedua, sebagai contoh seperti berikut :

/ip firewall nat add action=masquerade chain=srcnat out-interface=ether1 (mengarah ke ISP1)
/ip firewall nat add action=masquerade chain=srcnat out-interface=ether2 (mengarah ke ISP2)



setelah kita membuat rule nat langkah selanjutnya adalah menandakan paket dan koneksi menggunakan mangle, akan tetapi sebelum membuat mangle loadbalance, untuk mencegah terjadinya loop routing pada trafik, maka semua trafik client yang menuju network yang terhubung langsung dengan router, harus kita bypass dari loadbalancing. Kita bisa membuat daftar IP yang masih dalam satu network router dan  memasang mangle pertama kali sebagai berikut :

/ip firewall address-list add address=192.168.101.0/30 list=lokal
/ip firewall address-list add address=192.168.102.0/30 list=lokal
/ip firewall address-list add address=10.10.10.0/24 list=lokal

/ip firewall mangle add action=accept chain=prerouting dst-address-list=lokal in-interface=wlan2 comment=”trafik lokal”
/ip firewall mangle add action=accept chain=output dst-address-list=lokal

Langkah selanjutnya tinggal kita membuat penandaan traffik yang telah di bagi, seperti yang telah di jelaskan sebelumnya seperti berikut :

Untuk penandaan koneksi dari ISP A maupun ISP B kita bisa buat rule seperti berikut

/ip firewall mangle add action=mark-connection chain=prerouting connection-mark=no-mark in-interface=ether1 new-connection-mark=con-from-ispA passthrough=yes comment=”trafik dari isp A”

/ip firewall mangle add action=mark-connection chain=prerouting connection-mark=no-mark in-interface=ether2 new-connection-mark=con-from-ispB passthrough=yes comment=”trafik dari isp B”

Setelah itu tinggal kita bagi beban traffik ke masing-masing ISP agar rata dan maksimal

ip firewall mangle add chain=prerouting  in-interface=LAN connection-mark=no-mark dst-address-type=!local per-connection-classifier=both-addresses:5/0 action=mark-connection new-connection-mark=con-from-ispA

ip firewall mangle add chain=prerouting  in-interface=LAN connection-mark=no-mark dst-address-type=!local per-connection-classifier=both-addresses:5/1 action=mark-connection new-connection-mark=con-from-ispA

ip firewall mangle add chain=prerouting  in-interface=LAN connection-mark=no-mark dst-address-type=!local per-connection-classifier=both-addresses:5/2 action=mark-connection new-connection-mark=con-from-ispA

ip firewall mangle add chain=prerouting  in-interface=LAN connection-mark=no-mark dst-address-type=!local per-connection-classifier=both-addresses:5/3 action=mark-connection new-connection-mark=con-from-ispB

ip firewall mangle add chain=prerouting  in-interface=LAN connection-mark=no-mark dst-address-type=!local per-connection-classifier=both-addresses:5/4 action=mark-connection new-connection-mark=con-from-ispB

Setelah kita melakukan pembagian rata beban traffik ke masing-masing ISP tinggal kita arahkah menggunakan routing-mark dimana nantinya routing mark tersebut akan menempel ke setiap gateway ISP yang akan di bebankan :


ip firewall mangle add chain=prerouting connection-mark=con-from-ispA in-interface=LAN action=mark-routing new-routing-mark=to_ISPA

ip firewall mangle add chain=prerouting connection-mark=con-from-ispA in-interface=LAN action=mark-routing new-routing-mark=to_ISPA

ip firewall mangle add chain=prerouting connection-mark=con-from-ispA in-interface=LAN action=mark-routing new-routing-mark=to_ISPA

ip firewall mangle add chain=prerouting connection-mark=con-from-ispB in-interface=LAN action=mark-routing new-routing-mark=to_ISPB

ip firewall mangle add chain=prerouting connection-mark=con-from-ispB in-interface=LAN action=mark-routing new-routing-mark=to_ISPB

ip firewall mangle add chain=output connection-mark=ISP1_conn action=mark-routing new-routing-mark=to_ISPA    

ip firewall mangle add chain=output connection-mark=ISP2_conn action=mark-routing new-routing-mark=to_ISPB

langkah terakhir tinggal kita arahkan ke gateway masing-masing isp dengan mencreate routing mark pada tabel ip route :

ip route  add check-gateway=ping dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.101.1 routing-mark=to_ISPA distance=1

ip route add check-gateway=ping dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.102.1 routing-mark=to_ISPA distance=2

ip route add check-gateway=ping dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.102.1 routing-mark=to_ISPA distance=3
 
ip route add check-gateway=ping dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.102.1 routing-mark=to_ISPB distance=1

ip route add check-gateway=ping dst-address=0.0.0.0/0 gateway=192.168.101.1 routing-mark=to_ISPB distance=2 


Sampai dengan langkah terakhir seharusnya load balancing dengan metode PCC sudah berjalan, untuk memastikannya kita bisa melihat counter pada connection bytes yang ada pada rule mangle, jika berjalan dengan baik seharusnya counternya untuk semua koneksi yang telah di tandai akan bertambah nilainya.

dan akhirnya load balancing dengan metode PCC selesai juga, jika anda membuat load balancing sesuai dengan rule yang saya buat di tunggu feedbacknya yaa,,

happy blogging :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

import address list nice mikrotik

Pengertian chain pada packet flow mikrotik

Transparent Proxy pada Hotspot Server