administrasi (Invoice VS Faktur Pajak)

kayaknya klo nulis ini di luar skenario konteks yang ada di blog ini, tapi y sudahlah yang penting semua pikirannku bisa muntah tersampaikan di sini :D, 2 hari belakangan ini aq di sibukkan oleh yang namanya surat penawaran project, surat jalan barang kiriman, job completion report, PO(purchase order), faktur pajak, invoice, ssp serta spt gak terasa kertas bertebaran dimana-mana ini salah itu salah, belum yang ini selesai udah di telepon orang lapangan, hah serasa pengen kentut bernafas aja susahnya minta ampun, tapi semua tetap ada hikmahnya dan tentunya pelajaran yang perlu di perbaiki supaya kedepannya lebih baik, dua hal dalam melakukan pekerjaan ini semua adalah FOKUS dan KONSENTRASI karena 2 hal ini yang bisa membuat tumpukan kertas yang salah berkurang dan meminimalisir waktu yang terbuang dengan sia-sia, adapun step by stepnya dalam pembuatan semua berkas di atas diantaranya
1) kita harus menerima PO atau surat yang mereka ajukan ke supplier (kita) atas permintaan jasa atau barang yang mereka butuhkan, biasanya di dalam PO sudah di includekan oleh pajak sebesar 10% atau juga biasa di sebut dengan VAT (value added tax).
2) setelah menerima PO teiliti pembayaran di dalam POnya untuk melakukan pembagian pembayaran yang nantinya untuk invoice maupun faktur pajak .
3) setelah di teliti buat invoice dan faktu pajaknya, ingat untuk invoice lihat no POnya sesuaikan dengan no PO dari berkas atau surat yang di kirim ke kita, jika sudah sesuai cermati juga hasil pembagian pembayaran sesuai dengan kontrak project di awal.
4) faktur pajak, dibuat dengan cara memasukkan nilai yang telah di bagi pembayarannnya (pembayaran pertama/ termin 1, pembayaran kedua/termin 2, dst) sesuai kontrak project, di kali dengan 10%, sehingga masing2 pembyaran sudah di includekan sebesar 10%.
5) dan berkaspun siap di kirim (jika di perlukan hand over/ job completion report jangan lupa di lampirkan)

selesaaaaaaaaaaaaaaiiiiiii, demikian cerita hari ini

"mari ngeblog"